tragedi ninja banyuwangi 1998

tragedi ninja banyuwangi 1998

Pembantaian Banyuwangi 1998 adalah peristiwa yang menimpa orang-orang yang diduga melakukan praktik ilmu hitam seperti santet atau tenung. Terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur pada Februari hingga September 1998, namun sampai saat ini motif pasti dari peristiwa ini masih belum jelas. Kasus pembantaian kiai dan guru ngaji tersebut masih menjadi misteri hingga saat ini. Peristiwa ini berawal dari teror pembunuhan dukun santet yang menargetkan warga nahdliyin, dengan cara membenturkan sesama warga sipil di akar rumput. Isu ninja muncul setelah peristiwa pembantaian dukun santet merebak di Banyuwangi pada tahun 1998 dan menjadi teror bagi masyarakat. Meski sudah puluhan tahun berlalu, belum diketahui secara pasti siapa dalang dibalik pembantaian para dukun santet, kiai dan guru ngaji. Berdasarkan laporan Departemen Keamanan Republik Indonesia, jumlah korban jiwa mencapai 235 orang meninggal. Tragedi ini tidak hanya terjadi di Banyuwangi, tetapi juga di kabupaten lain seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, Pasuruan, Pamekasan, dan Sampang. Pelaku kemudian disebut sebagai ninja karena memakai pakaian serba hitam atau biru. Masyarakat pada saat itu merasa hidup dalam ketakutan setiap harinya pada waktu malam hingga matahari terbit. Hingga kini kasus ini masih menjadi pelanggaran HAM berat di Indonesia yang belum terselesaikan.